Jakarta - Aparat gabungan Subdit Jatanras dan Polres
Jakarta Selatan menangkap 5 remaja terkait pengeroyokan terhadap Pebri
Fajar (14) di Jl Madrasah Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, kemarin.
Kelimanya masih diinterogasi polisi.
"Ada lima orang yang kita
tangkap dan saat ini masih didalami keterlibatannya masing-masing," kata
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Hermawan kepada detikcom,
Senin (19/11/2012).
Hermawan mengatakan, kelimanya dijerat dengan
pasal 170 ayat (3) KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan orang
lain meninggal dunia.
Dari kelima tersangka, polisi menyita sejumlah senjata tajam seperti kelewang, parang, samurai dan lain-lain.
Lanjutnya,
motif pembacokan dilakukan para pelaku lantaran dendam. Namun, dendam
atas apa, Hermawan belum bisa menjelaskan lebih detil.
"Mereka kan cuma beda gang. Selengkapnya nanti, karena tersangka masih diperiksa," kata Hermawan.
Diberitakan
sebelumnya, Pebri tewas dengan luka bacokan setelah sekelompok orang
yang menggunakan sedikitnya 10 motor mengeroyoknya saat melintas di
Jalan Madrasah Raya, Cilandak, Jaksel, Minggu (18/11/2012) subuh
kemarin.
(mei/ndr)
SITIPOL POLRES TASIKMALAYA
Minggu, 18 November 2012
Survei: Orangtua Tak Mau Anaknya Jadi Anggota DPR
KOMPAS.com Kompas.com- Dahulu, kebanyakan orangtua
menginginkan anaknya menjadi pejabat, salah satunya menjadi anggota
Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, sekarang, keadaannya berbalik. Mayoritas
orangtua tak ingin anaknya menjadi anggota Dewan. Hal itu terungkap
dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipaparkan oleh
peneliti LSI Rully Akbar, di Kantor LSI di Jakarta, Minggu (18/11/2012).
Survei ini dilakukan 12-15 November 2012, dengan jumlah responden 1.200 orang yang ditentukan dengan multistage random sampling. Adapun, tingkat kesalahannya plus minus 2,9 persen. Bagaimana hasil survei itu?
Sebanyak 56,43 persen responden menyatakan tidak ingin anaknya menjadi anggota Dewan di Pemilu 2014. Hanya 37,62 persen orangtua yang ingin anaknya duduk di parlemen dan 5,95 persen menjawab tidak tahu.
Angka itu hampir sama ketika ditanya apakah responden ingin menjadi anggota Dewan di Pemilu 2014. Sebanyak 54,92 persen responden tidak ingin menjadi anggota Dewan. Hanya 38,37 persen yang ingin menjadi anggota Dewan dan 6,71 persen menjawab tidak tahu.
Rully menambahkan, angka itu berbeda dibanding hasil survei tahun 2008. Saat itu, mayoritas responden atau 59,22 persen ingin anaknya menjadi anggota Dewan. Hanya 31,32 persen yang menjawab tidak ingin dan 9,46 peren tidak menjawab.
"Ada peningkatan 25 persen publik yang tidak ingin keturunan mereka jadi anggota DPR. Anggota Dewan tidak lagi jadi primadona orangtua," kata Rully.
Mengapa hal bisa terjadi? Dikatakan Rully, maraknya kasus korupsi yang menjerat anggota Dewan membuat makin pudarnya keinginan publik menjadi anggota Dewan. Selain itu, semakin banyak anggota Dewan yang terlibat kasus amoral seperti perselingkuhan hingga indisipliner seperti tidur saat rapat maupun bolos.
Apakah Anda ingin keturunan Anda menjadi anggota Dewan?
Survei ini dilakukan 12-15 November 2012, dengan jumlah responden 1.200 orang yang ditentukan dengan multistage random sampling. Adapun, tingkat kesalahannya plus minus 2,9 persen. Bagaimana hasil survei itu?
Sebanyak 56,43 persen responden menyatakan tidak ingin anaknya menjadi anggota Dewan di Pemilu 2014. Hanya 37,62 persen orangtua yang ingin anaknya duduk di parlemen dan 5,95 persen menjawab tidak tahu.
Angka itu hampir sama ketika ditanya apakah responden ingin menjadi anggota Dewan di Pemilu 2014. Sebanyak 54,92 persen responden tidak ingin menjadi anggota Dewan. Hanya 38,37 persen yang ingin menjadi anggota Dewan dan 6,71 persen menjawab tidak tahu.
Rully menambahkan, angka itu berbeda dibanding hasil survei tahun 2008. Saat itu, mayoritas responden atau 59,22 persen ingin anaknya menjadi anggota Dewan. Hanya 31,32 persen yang menjawab tidak ingin dan 9,46 peren tidak menjawab.
"Ada peningkatan 25 persen publik yang tidak ingin keturunan mereka jadi anggota DPR. Anggota Dewan tidak lagi jadi primadona orangtua," kata Rully.
Mengapa hal bisa terjadi? Dikatakan Rully, maraknya kasus korupsi yang menjerat anggota Dewan membuat makin pudarnya keinginan publik menjadi anggota Dewan. Selain itu, semakin banyak anggota Dewan yang terlibat kasus amoral seperti perselingkuhan hingga indisipliner seperti tidur saat rapat maupun bolos.
Apakah Anda ingin keturunan Anda menjadi anggota Dewan?
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary
Polisi tengarai jaringan narkoba lebih besar di Riau
Pekanbaru (ANTARA
News) - Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, Kombes (Pol) Adang
Ginanjar memastikan di wilayahnya masih ada jaringan pengedar narkoba)
yang lebih besar dari sekadar sindikat penyiksa Briptu Joko.
"Secara pasti memang belum terungkap. Namun yang jelas ada jaringan narkoba yang lebih besar lagi dibandingkan dengan kasus yang kami tangani saat ini," kata Adang, Minggu.
Menurutnya, terungkapnya kasus sindikat peredaran narkoba pada kasus penganiayaan atau percobaan pembunuhan terhadap Briptu Joko beberapa waktu lalu belum sepenuhnya tuntas.
"Kami yakin, di balik ini semua masih ada sindikat lainnya yang tentunya lebih besar jaringannya. Tentunya kami akan selidiki," kata dia.
Adang mengatakan, jaringan sindikat pengedar narkoba di wilayahnya sangat teselubung dan terorganisir rapi.
"Tapi sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti akan jatuh juga. Tinggal menunggu waktu saja. Kasus Briptu Joko menjadi contohnya," katanya.
Kapolresta menyatakan akan berupaya keras mengungkap sejumlah sindikat pengedar narkoba di Riau khususnya di Pekanbaru, salah satunya dengan merazia lokasi-lokasi yang dicurigai sarang peredaran barang haram itu.
"Seperti diskotik, dan lainnya. Termasuk juka kamar hotel-hotel baik kelas melati maupun hotel berbintang," katanya.
Jangan sampai, lanjut dia, narkoba justru memperbudak oknum aparat. "Harus sebaliknya, aparat harus memberantas yang namanya narkoba," katanya.
(KR-FZR/Z002)
"Secara pasti memang belum terungkap. Namun yang jelas ada jaringan narkoba yang lebih besar lagi dibandingkan dengan kasus yang kami tangani saat ini," kata Adang, Minggu.
Menurutnya, terungkapnya kasus sindikat peredaran narkoba pada kasus penganiayaan atau percobaan pembunuhan terhadap Briptu Joko beberapa waktu lalu belum sepenuhnya tuntas.
"Kami yakin, di balik ini semua masih ada sindikat lainnya yang tentunya lebih besar jaringannya. Tentunya kami akan selidiki," kata dia.
Adang mengatakan, jaringan sindikat pengedar narkoba di wilayahnya sangat teselubung dan terorganisir rapi.
"Tapi sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti akan jatuh juga. Tinggal menunggu waktu saja. Kasus Briptu Joko menjadi contohnya," katanya.
Kapolresta menyatakan akan berupaya keras mengungkap sejumlah sindikat pengedar narkoba di Riau khususnya di Pekanbaru, salah satunya dengan merazia lokasi-lokasi yang dicurigai sarang peredaran barang haram itu.
"Seperti diskotik, dan lainnya. Termasuk juka kamar hotel-hotel baik kelas melati maupun hotel berbintang," katanya.
Jangan sampai, lanjut dia, narkoba justru memperbudak oknum aparat. "Harus sebaliknya, aparat harus memberantas yang namanya narkoba," katanya.
(KR-FZR/Z002)
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2012
Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com
Bibit: Polisi Main-main dengan Kasus Novel Baswedan
Irjen Pol Bibit Samad Rianto |
"Apa yang dilakukan polisi kepada Novel main-main. Kalau dia bersalah selesaikan pada waktu itu. Kenapa dipersoalkan dan dicari kesalahan orang," ujar Bibit.
Hal tersebut disampaikan usai menghadiri acara diskusi LPHSN (Lembaga Penegakan Hukum dan Strategi Nasional) di restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (18/11/2012).
Menurut Bibit, Novel adalah penyidik yang baik dan berintegritas. Karena itu, dia menyayangkan ada upaya kriminalisasi tersebut.
Sementara soal beberapa penyidik dan ajudan pimpinan KPK yang mundur, Bibit menilai itu hal biasa. Khusus untuk ajudan, memang tidak bisa lama-lama menjabat.
"Di masa saya sudah mau kita ganti karena terlalu lama juga tidak bagus," ujar Bibit.
Polisi sudah membantah adaya rekayasa dalam kasus Novel. Polisi berkilah ada desakan dari keluarga korban pencuri burung walet yang ditembak Polsek Bengkulu.
(fiq/mad)
Sopir Nyambi Jadi Kurir Sabu & Inek Ditangkap di Lampung Utara
Lampung, - Belum sempat bertransaksi inek dan sabu,
seorang pemuda, Yatman (36), lebih dahulu ditengkap oleh Satuan Narkoba
Polres Lampung Utara. Yatman adalah kurir yang mengantar narkoba kepada
pembeli.
Pemuda yang juga berprofesi sebagai seorang sopir travel ini ditangkap di di Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara, Sabtu (17/11/2012) malam.
Kasat Narkoba Polres Lampung Utara AKP Jhon Kenedy Yatman mengatakan Yatman hendak mengantarkan kiriman inek dan sabu kepada seorang pemesan. Namun, belum sampai ke tempat tujuan, dia sudah lebih dahulu ditangkap polisi.
“Kami mendapat informasi bahwa akan ada transaksi narkoba. Tersangka kami tangkap dalam perjalanan menuju tempat transaksi,” kata AKP Jhon kepada detikcom, Minggu (18/11/2012).
Dari Yatman, polisi menyita barang bukti berupa sembilan butir inek dan dua gram sabu-sabu. Pemuda warga Desa Karang Rejo, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara itu menyimpan inek dan sabu dalam kotak rokok. Tersangka pun langsung dibawa ke Polres Lampung Utara.
Menurut Jhon, tersangka mengaku sebagai kurir yang hanya mengantarkan narkoba ke pembeli. Polisi pun masih memburu pelaku lain yang diduga menjadi bandar penyuplai inek dan sabu di Lampung Utara. Tersangka akan dijerat UU Narkotika dengan hukuman minimal 4 tahun penjara.
(mpr/mpr)
Pemuda yang juga berprofesi sebagai seorang sopir travel ini ditangkap di di Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara, Sabtu (17/11/2012) malam.
Kasat Narkoba Polres Lampung Utara AKP Jhon Kenedy Yatman mengatakan Yatman hendak mengantarkan kiriman inek dan sabu kepada seorang pemesan. Namun, belum sampai ke tempat tujuan, dia sudah lebih dahulu ditangkap polisi.
“Kami mendapat informasi bahwa akan ada transaksi narkoba. Tersangka kami tangkap dalam perjalanan menuju tempat transaksi,” kata AKP Jhon kepada detikcom, Minggu (18/11/2012).
Dari Yatman, polisi menyita barang bukti berupa sembilan butir inek dan dua gram sabu-sabu. Pemuda warga Desa Karang Rejo, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara itu menyimpan inek dan sabu dalam kotak rokok. Tersangka pun langsung dibawa ke Polres Lampung Utara.
Menurut Jhon, tersangka mengaku sebagai kurir yang hanya mengantarkan narkoba ke pembeli. Polisi pun masih memburu pelaku lain yang diduga menjadi bandar penyuplai inek dan sabu di Lampung Utara. Tersangka akan dijerat UU Narkotika dengan hukuman minimal 4 tahun penjara.
(mpr/mpr)
Dilaporkan Pukuli Anak Buah, Kapolsek Belinyu Babel: Silakan, Saya Siap
Briptu Jumadi saat melapor ke Polda Babel (foto: aulia bakti/detikcom) |
Pangkalpinang - Kapolsek Belinyu Kompol Muslim Nanggala dilaporkan anak buahnya, Briptu Jumadi, ke Polda Bangka Belitung (Babel). Jumadi mengaku dipukuli tanpa sebab jelas. Kapolsek siap menanggapi laporan itu.
"Silakan saja. Biar Polda yang menindaklanjuti," kata Muslim saat dihubungi detikcom, Minggu (18/11/2012) malam.
Muslim mengaku menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut ke Polda. Dia menyatakan siap dengan saksi dan bukti bahwa Jumadi melakukan pelanggaran.
"Soal (pemukulan) itu, tanya ke Humas. Saya tidak mau komentar," katanya.
Briptu Jumadi mengaku dipukuli atasannya di Mapolsek pada Jumat (16/11/2012). Dia tidak tahu masalahnya. Saat itu, dia dipanggil menghadap, lalu dipukuli dengan helm, kayu, dan batu bata, karena dinilai tidak taat pimpinan dan melanggar aturan. Akibatnya, Jumadi menderita luka serius dan terpaksa dirawat di RS.
Karena tidak terima, Jumadi melaporkan masalah itu ke Polda, Minggu (18/11/2012). Laporannya diterima petugas piket SPK, Ipda Hutaehan. Menurut Hutahean, laporan tersebut langsung diteruskan ke Direktorat Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda.
(try/mpr)
Tabrak Pemotor, Truk Pengangkut Tanah Dibakar Massa - detikNews
Cirebon - Gara-gara menabrak pengendara motor, sebuah truk pengangkut tanah dibakar di Desa Cipeujeuh, Kecamatan Lemahabang, Cirebon. Sementara pengendara motor yang berboncengan mengalami luka patah pada dua kakinya.
Truk pengangkut tanah yang masih berpelat nomor profit B 2526 XAU, menabrak motor yang berpelat nomor E 2124 HQ yang dikendarai Muhtar (45) dan anaknya Alvi (12) yang hendak berbelok ke pom bensin.
"Sepertinya truk itu kagok (kikuk), lalu menabrak motor," kata Uus, warga setempat, Minggu (18/11/2012) siang.
Menurut Uus, warga yang berada di sekitar lokasi, beramai-ramai mendatangi truk. Mereka menarik keluar sopir, lalu mendorong truk ke sebuah lapangan yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi.
"Lalu beramai-ramai warga membakar truk," lanjut Uus. Meski sempat dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran, bagian depan truk ludes terbakar.
Sopir truk bernama Tarsim (49), warga Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Yogyakarta, saat ini diamankan di Polsek Astanajapura untuk keperluan penyelidikan. Sementara, dua korban, Muhtar dan anaknya, Alvi dibawa ke Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon.
(try/try)
Langganan:
Postingan (Atom)